Madiun-- Badan eksekutif mahasiswa disingkat (BEM) Madiun melakukan penyampaian aspirasi tentang kejadian pembubaran diskusi buku "Reset Indonesia" di Pundensari Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, pada Sabtu malam (20/12/2025).
Kegiatan penyampaian aspirasi yang digelar di depan Gedung Bupati pada Rabu (24/12/2025) sore. Aksi demo yang didahului orasi tentang tuntutan permintaan maaf serta penjelasan resmi tentang pembubaran kegiatan diskusi buku.
Koordinator lapangan aksi, Ismail Hamdan, yang juga Ketua BEM STIKES, menegaskan pembubaran tersebut telah melukai ruang intelektual dan kebebasan akademik mahasiswa.
“Ini ruang intelektual kami, ruang akademisi. Kenapa justru dibubarkan? Salahnya di mana? Bukunya tidak ada yang salah, justru membuka wawasan,” Ujar Ismail.
Buku Reset Indonesia merupakan karya kolektif Tim Indonesia Baru yang ditulis empat jurnalis, yakni Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu. Buku ini membahas berbagai isu kebijakan publik dan demokrasi yang relevan dengan kondisi terkini.
Di hadapan massa, Camat Madiun, Muhsin Harjoko, hadir menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. “Di sini kami menyampaikan sekali lagi permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan di Gunungsari. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa saya atas kejadian tersebut,” ujar Muhsin Harjoko.
Saat ditanya apakah pembubaran kegiatan atas inisiatif pribadi atau tekanan dari atasan, Camat Muhsin menegaskan, “Tidak ada. Ini inisiatif pribadi. Mohon maaf, hanya permintaan maaf sekali lagi. Hanya Allah yang mengetahui kekhilafan saya.”
Mengenai alasan pelarangan kegiatan, ia kembali menekankan permintaan maafnya. "Mohon maaf lagi. Saya sudah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh teman-teman yang terdampak. Saya menyesali kekhilafan saya,” tambahnya.
Aksi penyampaian aspirasi akhirnya berakhir dengan tertib dan kondusif.
Posting Komentar